Jakarta - Peredaran ekstasi meningkat pada jelang akhir Oktober. Peningkatan terpantau dari pengungkapan peredaran dengan barang bukti yang jumlahnya naik.

"Peningkatan yang cukup signifikan terhadap jumlah ekstasi menunjukkan meningkatnya permintaan ekstasi untuk diedarkan ke tempat tempat hiburan, khususnya menjelang perayaan akhir tahun di kota-kota besar," kata Wadir Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Kombes Krisno Halomoan Siregar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/10/2018).

Krisno menyebut jumlah ekstasi yang disita polisi dari tersangka pada bulan keempat Oktober meningkat 979,8%. Pada pekan ketiga Oktober, barang bukti ekstasi yang disita sebanyak 8.779 butir. Namun barang bukti yang disita pada pekan keempat sebanyak 94.799 butir.

"Penangkapan dengan jumlah sabu menonjol dilaksanakan Polda Riau," ujar Krisno.

Sementara itu perbandingan jumlah barang bukti sabu dari pekan ketiga dan keempat dari 61,1 kg menjadi 67,5 kg. Krisno menjelaskan jumlah tindak pidana narkoba pada minggu terakhir Oktober turun dibanding minggu sebelumnya.

"(Jumlah barang bukti sabu) naik 10,46 persen. (Jumlah tindak pidana narkoba) dari 869 menjadi 831 atau turun 4,37 persen," jelas Krisno.

Bareskrim sudah memetakan wilayah hukum yang rawan peredaran narkoba periode akhir Oktober ini, yaitu Polda Sumatera Utara (Sumut), Polda Riau dan Polda Jawa Timur (Jatim).

"Untuk keseluruhan jumlah tersangka tindak pidana narkoba selama pekan keempat Oktober 2018, telah ditangkap 27 bandar, 542 pengedar dan 511 penyalahguna," kata Krisno.